Powered By Blogger

Thursday 12 September 2013

Rangkaian CDI

CDI
mari kita lihat dulu dari fungsi CDI itu sendiri, mungkin bagi anak2 otomotif sudah tahu, bagi yang belum, neh Q kasi tau.. CDI(Capasitive Discharge Ignition) adalh rangkain elektronika pada Motor yang berfungsi untuk mengatur perapian(ignition) dengan prinsip Capasitive discharge (pengosongan kapasitor).Keuntungan
Keuntungan dari CDI yang tepat pengapiannya adalah:
  1. meningkatkan tenaga,
  2. Effisiensi BBM sehingga lebih irit,
  3. Tegangan keluaran sama dengan muatan dari kapasitor penyimpanya
Kapasitif Discharge
nah dari namanya sudah kelihatan kan? yang dimaksud disini pengosongan kapasitor(Capasitive discharge) disini adalh bahwa Pengapian terjadi ketika pengosongan kapasitor, bukan pada pengisianya.
lebih jelasnya lihat gambar ini!
Dari gambar terlihat bahwa kapastor di isi oleh muatan listrik dari spull (Atas). nah ketika pulsa dari pulser(Bawah) High”1″ maka akan meng-Short Circuit-kan Kapasitor, sehingga kapasitor akan dikosongkan(Discharge). nah proses pengosongan ini menyebabkan busi (spark) mengeluarkan api, karena memang proses pengosongan ini melewati spark.
Map (Peta) Pengapian
Yang dimaksud map disini buka peta(Globe) tapi Curva (grafik) waktu pengapian terhadap kecepatan putaran mesin(RPM). berdasarkan kenyataan bahwa pengapian pada kecepatan rendah harus lah pada sudut BTDC sekecil mungkin, agar bahan bakar terbakar keseluruhan dan terkompresi(tekan) semaksimal mungkin. tetapi dalam keadaan motor berkecepatan tinggi, maka pengapian sebaiknya dilakukan pada suatu sudut tertentu sebelum TMA, nah ini karena adanya momentum dari gerakan mesin yang semakin besar dan juga periode perambatan Api itu sendiri.. artinya pada sudut kecil, motor akan menghasilkan gaya yang lebih karena kompresi yang lebih pula serta pembakaran yang maksimal, pada keadaan RMP tinggi, sudut dinaikan agar tidak meleset pengapiannya, sehingga bahan bakar tidak terbuang sia2.
Lihat gambar!
Keterangan:
  1. Pengambilan BBM yang sudah berbentuk uap, dari karburator
  2. Kompresi (tekanan) Uap BBM
  3. Pembakaran Uap BBM yang sudah termampatkan (tertekan)
  4. Pembuangan gas hasil pembakaran
Titik hitam adalah titik puncak piston
Lekukan segitiga adalah Titip pickup pulser
Program
Nah program ini sendiri berfungsi untuk mengatur sudut pengapian, yang dimaksud programmable disini adalah bahwa timing pengapian dapat diatursesuai kehendak pembuat, sehingga bisa disesuaikan dengan kendaraan yang dimiliki.
Curva pengapianya saya buat sbg berikut
program ini saya kutip dari Transmic.net tentu dengan beberapa modifikasi. rangkain ini menggunakan microcontroler keluarga 8051 yaitu AT89c2051 karena harga yang murah dan system sudah mencukupi untuk rangkaian ini.. program ini Q sesuaikan dengan data dari file Excel yang saya buat untuk perhitungan tabel. bagi yang menginginkan data selengkapnya silakan Contact saya! aku akan sangat senang jika bisa membantu…..

Schema Rangkaian CDI Programmable AT89c2051
;~~~~~~~ Program CDI Programmable AT89c2051 Oleh SiSUnar~~~~~~~
;Programm at89c2051 sebagai pengendali pengapian Motor
;Penting!!!!! Chrystal 24MHz !!!!!!!!!!!!!
;pemicu by input Comparator pada pulsa negative(P3.6)
;Output SCR pada P3.5 pin 9 active rendah Untuk transistor PNP
;dengan perhitungan Peta pengapian
;pengukuran RPM pada 400µs steps, penghitung delay pada 50µs
timer EQU 9ch ;isian awal timer interrupt(50µs@24MHz) rumus==>>timer=256-(1000*” dasar timer”/(1000000000*(12/kristal))
SCR EQU P3.5 ;Pin 9, output that fires SCR, active LOW
magnet EQU P3.6 ;output comparator. Input pin 12 = +, pin 13 = -
test EQU P1.2 ;test untuk melihat output comparator
; R0 menghitung 10*50µs = 500µs SCR control
; R1 menghasilkan periode 8*50µs = 400µs
; R2 menghitung lebar revolution antara two interupsi pada tahap 400µs
; R3 Menghitung delay yang dibutuhkan (sinyal pickup untuk pengapian) pada tahap 50µs
ORG 0 ;menjalankan program pada alamat awal flash
AJMP start ;ke inisialisasi
org 00Bh ;alamat vektor interupsi timer0 8051
AJMP TIMER ;ke timer interpusi
;~~~~~~~~~~~~~Inisialisai~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
start: ;Program dimulai
MOV SP, #45h ;menginisialisasi tempat stack (posisi pada Flash Memori)
MOV TH0, #timer ;inisialisasi timer0 50µs sesui dengan rumus==>>timer=256-(1000*”dasar timer”/(1000000000*(12/kristal))
MOV TL0, #timer
MOV TMOD, #22h ;mode timer diseting ke “timer internal mode 2″
MOV IE, #82h ;Mengijinkan penggunaan interupsi timer0
SETB TR0 ;Memulai timer0
MOV DPTR, #TabelPetaPengapian ;memilih tabel “TabelPetaPengapian”
;~~~~~~~~~~~Seting Awal Variabel~~~~~~~~~~~~~
MOV R0, #01h ;menghitung 10*50µs = 500µs SCR control. R0 = 1 berarti scr mati
MOV R1, #08h ;menghasilkan periode 8*50µs = 400µs.
MOV R2, #FFh ;menghitung lebar revolution antara two interupsi pada tahap 400µs. mencegah pengapian yang tidak tepat saat memuali program
SETB PT1 ;prioritaskan interupsi timer0
SETB magnet ;seting awal magnet agar tidak dianggap sinyal dari Pickup
;~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Loop Utama~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
mainloop:
JB magnet, mainloop ;menunggu pulsa negative pada magnet
CLR test ;comparator 0, ini adalah pulsa negative pickup
MOV R3, #0 ;isian awal R3 = 0, akan berbeda nanti sesuai delay yang dibutuhkan
MOV A, R2 ;Isi R2 terdapat jumlah 400µs antara dua pulsa pickup
ADD A, #01h ;jika RPM > 588(R2 < r2 =” 255)” r2 =” 255″>
;~~~~~~~~~~~~~~~~~jika RPM diterima, perbolehkan pembakaran~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
MOV A, #FFh ;Turunkan upside down (R2 = 255 reads first value, 254 second and so on)
CLR C ;Pengurtangan tanpa meminjam
SUBB A, R2 ;isi periode (jumlah 400µS)(R2) dari interrupt terakhir (selisih antara 2 putaran)
MOVC A, @A+DPTR ;Memilih data sesuai tabel
MOV R3, A ;kirim data ke penghitung delay, delays ignition R3*50µs
label6:
MOV R1, #08h ;8*50µs = 400µs, needed in interrupt
MOV R2, #0 ;for next period count, counts up every 400µs in interrupt
MOV TL0, #FEh ;make sure next interrupt comes soon
wait:
JNB magnet, wait ;wait until pickup pulse is over
SETB test ;comp output HIGH
MOV DPTR, #TabelPetaPengapian ;Data pointer to TabelPetaPengapian
AJMP mainloop
;~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~ Timer 0 Interrupt every 100µs ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TIMER:
PUSH PSW
CPL P3.1 ;kedipkan Pin3 setiap 50µs, untuk mengetes jika µProsesr jalan dengan baik
DJNZ R1, label1 ;disini perulangan 8*50µs
MOV R1, #008h ;go through loop every 8*50µs (400µs)
CJNE R2, #0FFh, tambahR1 ;jika R2 = FF (periode maximum) jangan dinaikan lagi..
AJMP label1
tambahR1:
INC R2 ;dasar > 588/min (R2 < r3 =” 0″ s =” 500µs” r0 =” 0″>
;~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Akhir Subrutin Interupsi timer ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
;~~~~~~Data dibawah sesuai Tabel Peta pengapian, Harus diisi sesuai dengan data~~~~~~~~~~~~~
TabelPetaPengapian:
DB 139,138,138,137,137,136,13 6,135,134,134,133,133,132,131,131,130,130,129,129,128
DB 127,127,126,126,125,125,124,123,123,122,122,121,121,120,119,119,118,118,117,116
DB 116,115,115,114,114,113,112,112,111,111,110,110,109,108,108,107,107,106,105,105
DB 104,104,103,103,102,101,101,100,100,99,99,98,97,97,96,96,95,95,94,93
DB 93,92,92,91,90,90,89,89,88,88,87,86,86,85,85,84,84,83,82,82
DB 81,81,80,79,79,78,78,77,77,76,75,75,74,74,73,73,72,71,71,70
DB 70,69,69,68,67,67,66,66,65,64,64,63,63,62,62,61,60,60,59,59
DB 58,58,57,56,56,55,55,54,53,53,52,52,51,51,50,49,49,48,48,47
DB 47,46,45,45,44,44,43,43,42,41,41,40,40,39,38,38,37,37,36,36
DB 35,34,34,33,33,32,32,31,30,30,29,29,28,27,27,26,26,25,25,24
DB 23,23,22,22,21,21,20,19,19,18,18,17,17,16,15,15,14,14,13,12
DB 12,11,11,10,10,9,8,8,7,7,6,6,5,4,4,3,3,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2,2
END

Tentang CDI (Capacitor Discharge Ignition) AC dan DC

CDI (Capacitor Discharge Ignition)adalah jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari capasitor/kondensator, sebagai pencatu daya kumparan pengapian (ignition coil). Berdasar pencatu dayanya CDI dibagi menjadi 2 yaitu: CDI AC dan CDI DC, perbedaan kedua CDI ini  terletak pada penggunaan power supply yang dig.unakan

1. Sistem pengapian CDI AC merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus listrik bolak-balik yang berasal dari spul motor (dinamo AC/alternator).
2. Sistem pengapian CDI DC menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun Accu). Arus listrik yang berasal dari accu masih belum mampu digunakan untuk mencatu CDI tersebut, sehingga dalam CDI DC ini masih membutuhkan rangkaian penaik tegangan yang disebut inverter.

Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (beberapa diantaranya terkadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI:

1. Kumparan pengisian (charging coil).
2. Kumparan pemicu (trigger/pulser coil).
3. Penyearah (rectifier).
4. Baterai (battery).
5. Sekering (fuse).
6. Kunci kontak (contact switch).
7. Kondensator (capacitor).
8. Saklar elektronik (SCR).
9. Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer).
10. Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer).
11. Pengubah tegangan (voltage converter/inverter).
12. Pelipat tegangan (voltage multiplier/inverter).
13. Kumparan pengapian (ignition coil).
14. Kabel busi (spark plug cable).
15. Busi (spark plug).
16. Sistem pengawatan (wiring system).
17. Jalur bersama (common line) .
Cara kerja CDI:
Cara kerja rangkaian CDI AC: Saat kunci kontak di on-kan secara langsung memutuskan kontak antara pulsar dan ground, sehingga saat mesin di hidupkan seketika poros engkol menggerakkan magnet, ketika magnet berputar cepat diantara spul maka spul tersebut menghasilkan tegangan tinggi ac kemudian disearahkan oleh dioda. Tegangan dc(400V) mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu(trigger dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah SCR. Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api.
GAMBAR SKEMA CDI AC.



Cara kerja rangkaian CDI DC: Saat kunci kontak di on-kan secara langsung menghubungkan tagangan accu dengan CDI. Teganan accu(12V) kemudian dirubah menjadi tegangan tinggi(400V), tegangan tinggi tersebut mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu(trigger dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah SCR. Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api.

GAMBAR SKEMA CDI DC.


Teknologi yang terus berkembang seperti saat ini telah mengubah teknologi CDI menjadi lebih handal, CDI yang mulanya sederhana berubah menjadi rangkaian terintegrasi dengan micro chip(micro computer), sehingga dapat diprogram menurut timing pengapian yang diinginkan. Pemrograman timing pengapian ini digunakan untuk mendapatkan tenaga yang maksimal menurut rpm putaran mesin. CDI programmable ini banyak digunakan didunia balap sehingga sering disebut CDI RACING.
Secara skematik rangkaian CDI programmable sebagai berikut:

Selain CDI programmable kita sering mendengar istilah CDI unlimate dan CDI limter. Perbedaan keduanya hanyalah pada rangkaian pembatas frekwensi trigger pic up. Rangkaian limiter dahulunya hanya menggunakan rangkaian resistor dan capasitor sebagai filternya, namun sekarang ini telah diganti dengan rangkaian terintegrasi. CDI yang menggunakan limiter berguna sebagai pembatas agar mesin motor lebih halus dan tidak mudah rusak. Apabila kita menggunakan CDI limiter sebenarnya bias kita modifikasi menjadi unlimate.
Cara merubah CDI limiter menjadi unlimate yaitu dengan cara:
1. Membuka pembungkus CDI dengan pisau cutter.
2. Membaca jalur rangkaian, cari rangkaian yang berfungsi sebagai limiter kemudian menjumper/mencabut rangkaian limiter(hal ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang ahli elektronika)
3. Kembalikan rangkaian tersebut pada pembungkusnya,tutup menggunakan sealer.

Tuesday 6 August 2013

TUTORIAL/CARA PEMERIKSAAN/PENGGANTIAN KOPLING JUPITER Z



untuk mngganti kampas kopling Jupiter Z

Pastikan  Oli mesin telah terkuras,knalpot, Pijakan kaki, Pedal Rem,Tuas kickstarter, bak magnet dan semua yang mengganggu proses ini telah terlepas

Buka lengan pelepas kopling (1)


Buka
  • baut plat penekan kopling(1), 
  • per kopling dan plat penekan kopling (2)
"Kendorkan semua Baut dengan 1/4 putaran dengan pola silang dan selanjutnya buka baut secara merata"



5. Lepaskan
  • thrust bearing 1, batang penekan kopling #1 (2), 
  • kampas kopling (3), 
  • plat kopling #1 (4), 
  • plat kopling #2 (5) (dengan per)



6. Luruskan washer pengunci Mur
7. Kendorkan Mur boss kopling (1)
Tahan Boss kopling 2 dengan alat universal -clutch holder (3), Lepaskan Mur Boss Kopling
8. Lepas Mur
  • boss kopling (1), 
  • Washer pengunci (2), 
  • Boss kopling (3), 
  • washer (4), 
  • Rumah kopling (5), 
  • collar 96), 
  • spacer (7), 
  • Batang penekan kopling #2 (8)




 9. Lepas
  • Mur rumah sepatu kopling (1), 
  • washer
 Lepas Mur rumah sepatu kopling dengan menahan generator rotor 2 dengan alat sheaveholder (3)
 Jangan sampai sheave holder menyentuh nok/projection pada generator rotor.






10.Lepas
  • collar (1), 
  • rumah sepatu kopling (2), 
  • washer (3), 
  • rollers (4), 
  • Per cage (5), 
  • cage (6), 
  • Boss rumah sepatu kopling (7)
  • sepatu kopling (8)

MEMERIKSA KAMPAS KOPLING
ikuit prosedur memeriksa Kampas Kopling dibawah ini :
1. Periksa:
• kampas kopling---->Rusak/Aus → Ganti Kampas kopling satu set.
2. Ukur:
• ketebalan kampas kopling---->Diluar spesifikasi → Ganti kampas kopling satu set.
CATATAN
Ukur ketebalabn Kampas Kopling semuanya Ketebalan Kampas Kopling 2.7 ~ 2.9 mm
<Limit>: 2.6 mm

MEMERIKSA PLAT KOPLING
Prosedur pemeriksaan Plat kopling
1. Periksa:
• Plat Kopling --->Aus/Rusak → Ganti Plat Kopling satu set.
2. Ukur:
• permukaan plat kopling (pada meja rata dan alat stickness gauge (1)
Diluar spesifikasi → Ganti Plat Kopling satu set.
Kebengkokkan plat kopling: 0.05 mm



MEMERIKSA PER KOPLING
Prosedur memeriksa Plat Kopling
1. Periksa Per Kopling------>Rusak → Ganti Per Kopling satu set.
2. Ukur: panjang per kopling (a)---->Diluar spesifikasi → Ganti per kopling satu set.
Panjang Per Kopling: 30.3 mm
<Limit>: 28.3 mm

MEMERIKSA RUMAH KOPLING
1. Periksa alur pengait rumah kopling--->Rusak/Aus → Ratakan alur rumah kopling
atau ganti rumah kopling.
Ausnya alur rumah kopling disebabkan oleh cara kerja kopling yang di hentak-hentakkan
2. Periksa bearing--->Longgar/Aus → Ganti Bearing dan rumah kopling.



MEMERIKSA BOS KOPLING
1. Periksa alur bos kopling--->Rusak/Aus → Ganti Bos Kopling
Aus pada bagian alur bos kopling, disebabkan cara pemakaian yang di-hentak hentakkan.



MEMERIKSA PLAT PENEKAN KOPLING
1. Periksa plat penekan kopling--->Rusak/Aus → Ganti



MEMERIKSA PENEKAN KOPLING #2
1. Periksa batang penekan kopling #2--->Retak/Aus → Ganti batang penekan kopling #2.
2. Ukur kebengkokkan batang penekan kopling #2--->Diluar spesifikasi → Ganti batang penekan kopling#2.
Kebengkokkan batang penekan #2 0.5 mm



MEMERIKSA PRIMARY DRIVEN GEAR
1. Periksa:
  • primary drive gear (pada bagian rumah kopling centrifugal)
  • primary driven gear(pada bagian rumah kopling)
Rusak/Aus → Ganti rumah kopling Centrifugal dan rumah Kopling satu set.
Timbul suara berisik/Noise yang keras → Ganti rumah kopling Centrifugal dan
rumah kopling satu set.



RUMAH KOPLING CENTRIFUGAL
1. Periksa: rumah sepatu kopling--->Rusak/Aus → Ganti.



2. Ukur diameter dalam rumah kopling (a) Diluar spesifikasi → Ganti
Diameter dalam rumah kopling :105 mm
<Limit>: 106 mm


 MEMERIKSA CAGE
1. Periksa:
  • cage 1-->Rusak/retak/Aus → Ganti
  • rollers 2--->Aus/Oval → Ganti
  • Per cage 3 --->Aus/lemah → Ganti


 



 MEMERIKSA LENGAN PELEPAS KOPLING/SHIFT ARM
1. Periksa:
  • lengan pelepas kopling 1--->Rusak /Aus → Ganti
  • baut penyetel kopling 2 --->Rusak/Aus → Ganti


 MEMASANG KOPLING
1. Pasang:
  •  washer
  • cage 1
  • per cage 2
  • rollers 3
  • Bos rumah sepatu kopling 4





2. Kencangkan:


  •  Mur rumah sepatu kopling 1
CATATAN
  • Tahan rotor generator 2 dengan alat sheave holder 3, kencangkan Mur rumah sepatu kopling.
  • Jangan sampai sheave holder menyentuh nok/projection pada bagian rotor generator


3. Pasang:


  •  batang penekan kopling #2 (1)
  •  spacer (2)
  • collar (3)
  • rumah kopling (4)
  • washer (5)
  • bos kopling (6)
  • washer pengunci (7)
  • mur bos kopling (8)
4. Kencangkan:
  •  Mur bos kopling 1
Tahan bos kopling 2 dengan universal clutchholder 3, kencangkan mur bos kopling.



5. Bengkokkan washer pengunci pada bagian sisi mur yang rata.
6. Lumasi:
  • kampas kopling
  • plat kopling #1
  • plat kopling #2
(dengan oli yang disarankan)

7. Pasang:


  •  kampas kopling
  •  plat kopling #2(dengan per)
  •  plat kopling #1
Pertama pasangkan kampas kopling dan selanjutnyabergantian plat kopling dan kampas kopling
70 Nm (7.0 m · kg)

8. Pasang:
  •  per kopling
  • plat penekan kopling (1)
  • baut plat penekan kopling (2)
Kencangkan baut plat penekan kopling dengan pola silang





sekarang tinggal pasang bak kopling plus setel kopling

TUNGGU EPISODE BERIKUTNYA